KARAKTERISTIK SISWA SD

 Pada masa anak-anak, ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi anak, sebagai modal untuk masuk ke tahap remaja. Keberhasilan memenuhi tugas perkembangan akan membuat anak merasa percaya diri dan tidak mengalami kesulitan pada masa remaja (Nuryanti 2008, 50). Menurut Collins dalam Nuryanti (2008, 51) tugas perkembangan anak meliputi tiga aspek, yaitu aspek fisik, kognisi dan sosial. Untuk dapat membantu mengembangkan potensi anak secara optimal, seorang pendidik harus memperhatikan semua aspek perkembangan anak.1.      

Aspek Kognitif  Siswa
Siswa kelas V di SDN 2 Banaran berada dalam kisaran usia 11 hingga 14 tahun. Menurut teori kognitif Piaget, anak pada usia lebih dari 11 tahun telah berada pada tahap formal operasional. Pada tahap ini, anak sudah dapat membuat kesimpulan rasional. Operasi mental anak-anak pada tahap operasional formal sudah tidak terbatas pada objek-objek yang nyata, tetapi mereka sudah mulai mampu melakukan generalisasi atas pernyataan yang abstrak, begitu juga untuk beberapa hipotesa dan kemungkinan hasilnya (Nuryanti 2008, 22).Agus Taufiq (2011, 2.8-2.9) berpendapat, pada tahap operasional formal ada dua sifat penting dalam kemampuan kognitif anak, yakni:a.      

  • Berpikir Deduktif – Hipotesis
    Dalam menyelesaikan suatu masalah anak akan berpikir dahulu  secara teoritis, kemudian menganalisis masalahnya melalui penyelesaian hipotesis yang ada. Berdasarkan analisis tersebut, ia membuat strategi penyelesaian masalah.
  • Berpikir Kombinatoris
    Sifat ini berkaitan dengan sifat sebelumnya. Setelah anak membuat berbagai kombinasi atau alternatif penyelesaian masalah, jika anak menemukan penyelesaian yang sesuai, maka strategi penyelesaian tersebut akan digunakan lagi. Anak yang berpikir formal operasional memungkinkan memiliki tingkah laku penyelesaian masalah yang ilmiah.Piaget berpendapat agar proses pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berdasarkan pendapat tersebut, penggunaan metode inquiri terbimbing  pada siswa kelas V SDN 2 Banaran dalam materi menemukan rumus luas bangun datar sangat mungkin untuk dilakukan, mengingat telah adanya kesiapan dalam hal kemampuan kognisi.2.      
Aspek Emosional Siswa          
Beberapa dekade yang lalu, John Dewey memperkenalkan konsep baru dalam pembelajaran. Apa yang disebut Dewey sebagai learning by doing adalah cara belajar yang mencakup emosi, perilaku dan aspek fisiologis. Pendapat Dewey diperkuat dengan hasil penelitian terkini tentang fungsi otak yang mengungkapkan fakta bahwa fungsi otak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik, tapi juga dipengaruhi oleh interaksi individu dengan lingkungan (Semiawan 2008, 61).        
Aspek emosi perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran karena apabila minat anak tertarik terhadap pembelajaran, anak akan merasakan pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna. Dengan demikian, semua intelegensinya akan berungsi bersamaan, sehingga terbuka multiple channel dalam komunikasi pendidikan. Kondisi seperti ini disebut Gardner sebagai multiple channel of education (Semiawan 2008, 62).

Referensi:
Agus Taufiq, Hera L. Mikarsa, Puji L. Prianto. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2011.
Nuryanti, Lusi. Psikologi Anak. Jakarta: Indeks, 2008.
Semiawan, Conny. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks, 2008.

Comments

Popular posts from this blog

Model-model Penelitian Tindakan Kelas

Meningkatkan Pengajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas

Contoh Lembar Observasi PTK dengan Pembelajaran STAD