Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian
pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang
terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika
yang dipelajari (Muhseto 2011, 1.26).
Matematika perlu diajarkan di Sekolah Dasar karena
matematika dapat digunakan oleh siswa untuk berbagai kepentingan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, matematika dapat membentuk pola pikir yang logis,
sistimatis, kritis dan cermat dan akhirnya dapat digunakan untuk mempelajari
ilmu-ilmu yang lain (Anonim, Hakikat Matematika dan
Pembelajarannya di SD: 16).
Berbeda dengan bidang ilmu pengetahuan lainnya,
matematika adalah ilmu deduktif, formal, hierarki dan menggunakan bahasa simbol
yang syarat makna. Karena karakteristik tersebut, matematika sulit dipelajari
anak usia SD jika diajarkan tanpa
memperhatikan tahap berpikir siswa. Seorang guru dituntut mempunyai kemampuan
untuk menghubungkan antara kemampuan berpikir anak yang belum dapat berpikir secara
deduktif agar dapat mengerti matematika yang bersifat deduktif (Anonim, Hakikat Matematika dan Pembelajarannya di SD:
15).
Selain kemampuan berpikir anak, faktor-faktor lain
yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran matematika, adalah adanya keanekaragaman
intelegensi siswa serta jumlah siswa yang cukup banyak dibandingkan jumlah guru. Salah
satu komponen yang menentukan pencapaian kompetensi dalam proses
pembelajaran adalah penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai. Menurut
Muhseto ( 2011, 1.26) metode pembelajaran matematika di sekolah dasar yang
di anggap sesuai saat ini adalah problem
solving, problem posing, open-ended problem, mathematikal investigation, guided
discoveri, contekstual learning, dan cooperative learning. Sedangkan menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar dalam Metode Discovery Inquiry, merekomendasikan pembelajaran inkuiri (inquiry),
pemecahan masalah (problem solving), eksperimen, penemuan (discovery),
teknik non direktif, penyajian secara khusus, dan teknik penyajian kerja
lapangan sebagai strategi pembelajaran heuristic
yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Comments
Post a Comment