Posts

Metode Inkuiri

Selama ini sering terjadi kerancuan dalam penggunaan istilah metode inkuiri ( inquiry ) dan metode penemuan ( discovery ). Para pakar juga memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang hal ini. Beberapa pakar pendidikan berpendapat bahwa metode inkuiri sama dengan metode penemuan, namun ada juga yang berpendapat bahwa discovery   merupakan bagian dari inkuiri . Pakar yang lain berpendapat bahwa ada perbedaan yang cukup nyata antara inkuiri dan discovery .  Salah satu perbedaan antara kedua metode tersebut, adalah karena discovery merupakan sebuah prosedur mengajar yang menekankan pada belajar perseorangan, sedangkan i nquiry lebih mengarah pada kelompok (Sudrajad 2011) . Akhmad Sudrajad (2011)  mendefinisikan metode inkuiri sebagai kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan pe

Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhseto 2011, 1.26). Matematika perlu diajarkan di Sekolah Dasar karena matematika dapat digunakan oleh siswa untuk berbagai kepentingan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, matematika dapat membentuk pola pikir yang logis, sistimatis, kritis dan cermat dan akhirnya dapat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain (Anonim, Hakikat Matematika dan Pembelajarannya di SD: 16). Berbeda dengan bidang ilmu pengetahuan lainnya, matematika adalah ilmu deduktif, formal, hierarki dan menggunakan bahasa simbol yang syarat makna. Karena karakteristik tersebut, matematika sulit dipelajari anak usia SD  jika diajarkan tanpa memperhatikan tahap berpikir siswa. Seorang guru dituntut mempunyai kemampuan untuk menghubungkan antara kemampuan berpikir anak yang belum dapat be

Pembelajaran Matematika

Menurut  kurikulum 2004 tujuan pembelajaran matematika SD adalah mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan panyelidikan, ekspositoris dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, guru perlu mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didiknya, dengan mengkaji teori-teori pembelajaran yang ada.      Secara garis besar ada dua aliran dalam teori pembelajaran, yakni aliran psikologi kognitif dan aliran behaviorisme . 1.       Aliran Psikologi Kognitif. Psikologi kognitif ( cognitive science ) adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari gejala-gejala mental yang bersifat kognitif dan terkait dengan proses belajar mengajar di sekolah. Menurut teori belajar kognitif  proses belajar dipandang sebagai proses mengaitkan antara pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang di dalam st

KARAKTERISTIK SISWA SD

Image
 Pada masa anak-anak, ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi anak, sebagai modal untuk masuk ke tahap remaja. Keberhasilan memenuhi tugas perkembangan akan membuat anak merasa percaya diri dan tidak mengalami kesulitan pada masa remaja (Nuryanti 2008, 50). Menurut Collins dalam Nuryanti (2008, 51) tugas perkembangan anak meliputi tiga aspek, yaitu aspek fisik, kognisi dan sosial. Untuk dapat membantu mengembangkan potensi anak secara optimal, seorang pendidik harus memperhatikan semua aspek perkembangan anak.1.       Aspek Kognitif  Siswa Siswa kelas V di SDN 2 Banaran berada dalam kisaran usia 11 hingga 14 tahun. Menurut teori kognitif Piaget, anak pada usia lebih dari 11 tahun telah berada pada tahap formal operasional. Pada tahap ini, anak sudah dapat membuat kesimpulan rasional. Operasi mental anak-anak pada tahap operasional formal sudah tidak terbatas pada objek-objek yang nyata, tetapi mereka sudah mulai mampu melakukan generalisasi atas pernyataan yang abstrak, beg

Perkembangan Jumlah Propinsi Di Indonesia

Image
Seiring berjalannya waktu, sebagai sebuah negara Indonesia terus berkembang. Demikian juga jumlah provinsi di negara kita. Yuk kita pelajari perkembangan jumlah provinsi di Indonesia, sejak negara kita berdiri hingga sekarang! Jumlah provinsi pada masa awal kemerdekaan ( Tahun 1945 - 1949). Dua hari setelah proklamasi kemerdekaan, PPKI mengadakan sidang yang ke-2. Dalam sidang tersebut, PPKI menetapkan dua hal penting, yakni : 1. Untuk sementara waktu Negara Indonesia dibagi menjadi 8 Provinsi 2. Pemerintah Indonesia dibagi menjadi 12 departemen (kementrian) Kedelapan provinsi yang ditetapkan pada sidang PPKI tersebut terdiri atas : 1 Provinsi Sumatera Teuku dengan Gubernur Mohammad Hasaan 2 Provinsi Jawa Barat dengan Gubernur Sutardjo Kartohadikusumo 3 Provinsi Jawa Tengah dengan gubernur R. Panji Surono 4 Provinsi Jawa Timur dengan gubernur R.M. Suryo 5 Provinsi Sunda Kecil (Nusa Tenggara) dengan Gubernur Mr. I. Gusti Ketut Puja 6 Provinsi Maluku dengan Gubernur Mr. J.