Model Pembelajaran Berbasis Masalah (problem-based learning/PBL)
Pada
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL), pembelajaran dimulai dengan masalah yang
penting dan relevan bagi siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman
belajar yang lebih nyata (realistik). Model pembelajaran tersebut melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran secara aktif dan kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) juga berpusat
kepada siswa, di dalamnya siswa mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah
dan kemampuan belajar mandiri. Kedua kemampuan tersebut diperlukan untuk
menghadapi tantangan dalam kehidupan nyata dan karier di dunia kerja, dalam
lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah
dapat juga dimulai dengan melaksanakan kerja kelompok antar siswa. Siswa
difasilitasi untuk melakukan penyelidikan sendiri, menemukan permasalahan, hingga
menyelesaikan masalah yang ditemukannya di bawah petunjuk guru. Guru di sini
berperan sebagai fasilitator.
Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
Lam PBL, siswa tidak hanya mendengarkan, mencatat dan
menghafal materi pelajaran, karena strategi pembelajaran berbasis masalah
merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, yang artinya dalam pembelajaran ini siswa diharapkan
untuk dapat aktif berpikir, berkomunikasi, dan mencari data, kemudian mengolah
data tersebut hingga akhirnya membuat kesimpulan.
Strategi PBL menempatkan masalah sebagai kata kunci, aktivitas
pembelajaran diarahkan agar siswa melakukan penyelesaian masalah. Dengan kata
lain, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Pemecahan
masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir secara ilmiah (saintific
approach) baik secara deduktif maupun
induktif. Proses berpikir ilmiah harus dilakukan secara sistematis dan empiris.
Berpikir sistematis mengandung arti, berpikir ilmiah dilakukan melalui
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris mengandung makna proses
penyelesaian masalah didasarkan pada fakta dan data yang jelas.
Sintak Model pembelajaran berdasarkan masalah
Ada
lima fase dalam sintaks pembelajaran berdasarkan masalah , dimulai dari tahap
orientasi masalah, dilanjutkan dengan fase mengorganisasikan siswa agar lebih
efektif dan efisien dalam belajar disertai dengan langkah membimbing
penyelidikan baik penyelidikan individual maupun kelompok oleh guru. Fase
selanjutnya adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa. Dilanjutkan
fase ke lima, yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang
dilakukan siswa. Aktivitas guru pada setiap fase dapat diuraikan pada tabel
berikut:
Fase
|
Indikator
|
Aktivitas / Kegiatan Guru
|
1
|
Orientasi peserta
didik kepada masalah
|
Guru
menginformasikan tujuan kegiatan pembelajaran, mendeskripsikan hal-hal yang
diperlukan dalam proses pembelajaran, serta memotivasi peserta didik agar
terlibat dalam pemecahan masalah yang sudah dipilih.
|
2
|
Mengorganisasikan
peserta didik untuk belajar
|
Guru membantu peserta
didik dalam mengatur tugas-tugas yang berhubungan dengan masalah yang akan
dipecahkan.
|
3
|
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru mendorong peserta
didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, serta
mencari penjelasan dan solusi.
|
4
|
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu peserta
didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
video, model, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.
|
5
|
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru membantu peserta
didik melaksanakan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam
proses-proses yang mereka gunakan.
|
Comments
Post a Comment