Mengapa Harus Pembelajaran Berbasis Proyek ?
Masa Pembelajaran Berbasis Proyek telah datang. Pengalaman ribuan guru di semua tingkatan kelas dan bidang studi, didukung oleh penelitian, menegaskan bahwa PBL adalah cara yang efektif dan menyenangkan untuk belajar dan mengembangkan kompetensi pembelajaran lebih mendalam yang diperlukan untuk sukses di perguruan tinggi, karir dan kehidupan bermasyarakat. Mengapa begitu banyak pendidik di seluruh di seluruh dunia, yang tertarik pada metode pengajaran ini? Jawabannya adalah kombinasi dari alasan abadi dan perkembangan terakhir.
Siswa sekarang ini, lebih kritis dari pada sebelumnya, kita sering menjumpai sekolah menjadi membosankan dan tak berarti. Dalam Project Based Learning (PBL), siswa aktif, tidak pasif; proyek melibatkan hati dan pikiran mereka, dan memberikan relevansi dunia nyata untuk belajar.
Setelah menyelesaikan proyek, siswa mengingat apa yang mereka pelajari dan mempertahankan itu lebih lama dari yang sering terjadi dengan instruksi tradisional. Karena itu, siswa yang mendapatkan pengetahuan konten dengan PBL lebih mampu menerapkan apa yang mereka ketahui dan lakukan untuk situasi baru.
Di dunia kerja abad ke-21, sukses membutuhkan lebih dari pengetahuan dasar dan keterampilan. Dalam PBL, Siswa tidak hanya memahami konten lebih dalam, tetapi juga belajar bagaimana untuk mengambil tanggung jawab dan membangun kepercayaan diri, memecahkan masalah, bekerja sama, mengkomunikasikan ide-ide, dan menjadi inovator kreatif.
The Common Inti dan standar masa kini lainnya menekankan aplikasi dunia nyata pengetahuan dan keterampilan, dan pengembangan kompetensi abad ke-21 seperti berpikir kritis, komunikasi dalam berbagai media, dan kolaborasi. PBL menyediakan cara yang efektif untuk mengatasi standar tersebut.
Teknologi modern - yang begitu banyak dipergunakan siswa dalam hidup mereka - sangat cocok dengan PBL. Dengan teknologi, guru dan siswa dapat terhubung dengan para ahli, mitra, dan penonton di seluruh dunia, dan menggunakan alat-alat teknologi untuk menemukan sumber daya dan informasi, menciptakan produk, dan berkolaborasi secara lebih efektif.
PBL memungkinkan guru untuk bekerja lebih erat dengan aktif, siswa yang terlibat melakukan layanan berkualitas tinggi, pekerjaan yang berarti, dan dalam banyak kasus untuk menemukan kembali kegembiraan belajar bersama siswa mereka.
Apa Saja yang Kita Lakukan dalam Pembelajaran Berbasis Proyek?
Langkah-langkah operasional dalam PBL dapat digambarkan dengan bagan berikut ini:
Penjelasan Langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut:
- Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran Berbasis Proyek dimulai dengan pertanyaan esensial, yakni pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada peserta didik dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Topik diambil dari masalah yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi yang mendalam. Guru hendaknya berusaha agar topik yang dipilih relevan bagi para peserta didik. - Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).
Perencanaan dilakukan oleh pengajar dan peserta didik secara kolaboratif. Dengan demikian, diharapkan peserta didik merasa “memiliki” proyek tersebut. Perencanaan Proyek berisi aturan main, serta pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan mendasar. Perencanaan disusun dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mencari informasi alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek yang akan dilaksanakan. - Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar bersama peserta didik menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini adalah:
(1) membuat time line;
(2) membuat deadline;
(3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
(4) membimbing peserta didik saat mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek;
(5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan tentang alasan pemilihan suatu cara. - Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggung jawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan sebagai mentor dalam aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, perlu dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas peserta didik yang perlu diamati. - Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Pengujian hasil dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian kompetensi, Tahap ini cukup berperan dalam mengevaluasi kemajuan setiap peserta didik, serta memberi umpan balik mengenai sejauh mana tingkat pemahaman yang telah dicapai peserta didik, juga penting untuk membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. - Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses ini dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan kegiatan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, hingga pada akhirnya ditemukan suatu inkuiri baru (new inquiry) yang dapat menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Referensi :
http://bie.org/
http://www.ashlandelementarycharter.com/project-based-learning.html
http://wendhiez.blogspot.com/2013/09/langkah-langkah-pelaksanaan.html
Comments
Post a Comment